Sabtu, 14 November 2009

2012 ‘Not Another Disaster Movie’

Waktu issue 2012 kiamat ini muncul, saya adalah termasuk orang yang sangat terusik dengan adanya issue ini. Ngga heran pas ada issue filmnya akan dibuat, saya langsung menanti-nantikan film ini keluar. Diawali dengan DVD-DVD bajakan yang menjual film berjudul 2012: DOOMSDAY hingga film Dokumenter 2012 yang hampir saya beli karena terkait dengan issue pembuatan film tersebut. Apalagi saat thrailernya sudah muncul di youtube. Saya semakin tak sabar ingin menontonnya. Entah kenapa saya berminat sekali melihat gambaran orang lain tentang issue akhir zaman ini. 

Dan ketika film ini sudah mulai diputar di bioskop di Jakarta, saya langsung berminat untuk menontonnya. Bahkan bukan saya saja. Waktu saya memberi pengumuman film ini sudah mulai tayang di bioskop lewat status di Facebook pun, salah satu teman saya langsung berminat dan menanyakan soal penayangannya. Saya sendiri langsung cari tahu dimana saja film ini diputar dan jam berapa saja saya bisa menontonnya. Kebetulan bioskop-bioskop terdekat yang dekat dengan tempat saya adalah ATRIUM 21, TIM 21, dan METROPOLE XXI. Namun 2012 hanya diputar di bioskop ATRIUM dan METROPOLE. Di METROPOLE ada 2 studio yang memutar film ini. Saya sampai berfikir, biasanya kalau ada film yang diputar sampai 2 stuido, itu berarti filmnya sangat diminati. Seperti saat film HARRY POTTER AND THE HALF BLOOD PRINCE diputar di Jakarta. METROPOLE sampai membuka 2 studio untuk film ini. Dari sini saya berfikir, berarti film 2012 sudah dinanti-nanti banyak orang. 

Tak heranlah. Bukan Cuma saya yang terimbas issue tentang kiamat 2012. Saya yakin, masyarakat Indonesia sangat terpengaruh dengan issue ini. Sampai pernah dibahas di sebuah acara infotaimen yang mengaku membahas issue yang tak layak menjadi layak diperbincangkan setajam sebuah alat pencukur. Sayangnya, saya belum terfikir sampai disini saat saya berniat untuk menonton film ini. 

Dan inilah kisah bagaimana saya terimbas betapa niatnya saya ingin menontonnya. Saya mencari jadwal dimana film ini diputar sektiar jam 5an sampai jam 6an sore. Saya berharap saya ngga terlalu kemalaman usai menontonnya. Saya akhirnya memutuskan untuk menonton di ATRIUM 21 pada pukul 17.45 WIB. Untuk itu, pukul 15.30 WIB saya segera mandi dan bersiap untuk pergi. Pukul 16.00 WIB, saya sudah mulai keluar dari tempat tinggal saya. Ternyata langit begitu mendung, dan jalanan terlihat sangat macet. Untung perjalanan ke ATRIUM tidak terlalu jauh, maka saya yakin saya akan tepat waktu sampai disana. Namun, sesampainya di ATRIUM 21, belum sempat saya tanya tiketnya, di loket sudah tertempel pengumuman “tiket 2012 pukul 17.45 WIB sudah habis”. Begitu kecewa saya saat itu. Tapi saya tidak mau menyerah. Saya langsung memutuskan untuk menonton di METROPOLE XXI. Tapi saat keluar dari ATRIUM, ternyata diluar hujan turun dengan derasnya. Karena mengejar waktu, akhirnya saya bela-belain naik taksi untuk pergi ke sana (padahal jarak antara ATRIUM dan METROPOLE termasuk sangat dekat). 


Jalanan sangat macet sore itu. Apalagi jam pulang kerja. Belum lagi hujan yang menuntut para pengendara harus berhati-hati. Namun akhirnya saya sampai juga ke METROPOLE. Dengan hanya berpayung kerudung dari jaket saya, akhirnya saya masuk juga ke dalam gedung METROPOLE. Namun amat disayangkan. 2 Studio yang memutar 2012 pada jam 18.15 dan 18.45 WIB juga sudah penuh. SIal, pikirku. Sampai akhirnya saya memutuskan untuk pulang saja. Namun saat keluar, hujan masih turun deras, dan saya terfikir untuk menonton film yang lainnya. Kebetulan saya belum menonton SRIGALA TERAKHIR (Vino G. Sebastian). Saya akhirnya membeli tiket film itu. Namun terbesit juga untuk menonton 2012 setelah menonton SRIGALA TERAKHIR. Dan dapatlah saya 2 tiket nonton. 1 SREIGALA TERAKHIR yang diputar pukul 17.40 WIB dan 2012 yang diputar pukul 21.15 WIB. Yah, cukup lama memang penantiannya. Apalagi SRIGALA TERAKHIR sudah selesai pukul 20.00 WIB. Alhasil, saya harus menunggu 1 jam lebih untuk menonton 2012. Ngga masalah buat saya, toh waktu itu udara cukup sejuk untuk menunggu. 

Dan akhirnya saya masuk juga ke studio pada pukul 21.00 WIB. Saya duduk di bangku E 14 dimana bangku itu paling pinggir. Sebelum menontonnya, saya sudah membaca preview film ini dari sebuah majalah film. Jadi, saya sudah siap dengan tidak adanya pembahasaan agama tertentu soal akhir zaman, mana yang benar, atau mana yang salah. Film ini pastilah lebih ke teori bagaimana ramalan soal bumi tidak lagi berputar pada porosnya, sehingga memberi impact besar pada struktur permukaan bumi .

Pertama, saya melihat sutradara film ini, yaitu ROLAND EMMERICH, yaitu sutradara yang sudah menggarap GODZILLA dan THE DAY AFTER TOMMOROW (Cuma 2 yang saya sebut. Tapi ada beberapa film lainnya yang sudah pernah digarapnya). Sesudah mengetahui sutradaranya, maka saya langsung berfikir soal THE DAY AFTER TOMMOROW, karena menurut saya hasil film 2012 pasti ngga jauh-jauh dari THE DAY AFTER TOMMOROW. Karena pada dasarnya kedua film ini sama-sama mengangkat soal akhir jaman. Dan saat saya menonton film 2012, dugaan saya ternyata benar. “2012 is not another disaster movie”. Maksud saya, ngga ada yang spesial dalam film ini. Mungkin kenapa orang Indonesia sangat berminat dengan film ini, saya pikir mungkin karena mayoritas orang Indonesia adalah orang beragama dengan keyakinan yang berbeda-beda dimana di setiap kitab mereka pasti telah menyebutkan tentang Akhir Jaman. Contoh dari agama yang saya peluk sendiri yaitu Kristen Katolik. Dalam Alkitab memang disebutkan tanda-tanda akhir jaman dimana Tuhan murka dan menghukum manusia dengan bencana-bencana. Dan pada akhirnya Yesus atau nabi Isa datang untuk memberi penghakiman. 

Tapi film 2012 tidak membahas soal itu. Film ini hanya mengangkat bagaimana manusia mencoba bertahan melalui akhir zaman yang sudah diperkirakan bahkan pada zaman suku Maya, yaitu suku pertama peradaban manusia. Tidak ada nabi Isa sebagai penyelamat disini. Yang ada adalah John Cusack yang mencoba menyelamatkan keluarganya. 


Sepertinya Emmerich mengulang kesalahan sebelumnya. Di THE DAY AFTER TOMMOROW, lewat artikel yang saya baca, penonton gregetan karena melihat bencana yang tumpang tindih dalam waktu yang hanya beberapa hari. Padahal menurut teori, bencana (dalam THE DAY AFTER TOMMOROW,2004) yaitu perubahan cuaca yang gila-gilaan akibat global warming (pemanasan global) ini ngga terjadi sedrastis dalam film yang menggambarkan watu terjadinya hanya dalam beberapa hari. Belum lagi para tokoh utama yang terlibat juga begitu mudahnya selamat dari bencana-bencana tersebut. Begitu juga dalam 2012. Pergeseran kerak bumi yang digambarkan serta inti bumi yang mencair akibat pemanasan global ini sangat tidak teoritis. Semua terjadi begitu mendadak dan sangat kebetulan. Gaya hollywood juga sangat kental dalam film ini, yaitu lelucon spontan yang sering mereka gunakan wala dalam situasi yang gawat. Saya jadi ingat film DIE HARD II (Bruce Willis) yang baru-baru ini saya tonton lagi, dimana tokoh utamanya selalu nyeletuk dan menggerutu saat beraksi. Kayaknya kalau lagi dalam keadaan bahaya dan panik, orang ngga akan berfikir konyol deh! Tapi namanya juga film. Intinya sih Film itu hanya hiburan yang bersifat menghibur. Jadi syah-syah saja kalau penonton diajak tertawa sedikit walau saat itu adegan masih tegang.

Setelah nonton film 2012 ini, tidak ada impact apa-apa yang saya dapatkan. Bahkan saat keluar dari bioskop ada seorang lelaki yang bilang “Gue bela-belain nonton tuh film. Ternyata Cuma gitu doang. Siapa sih yang bikin?!” Dari sini saya berfikir, apakah tekhnologi effect yang dibuat Hollywood sudah tidak menarik lagi bagi khalayak ramai. Khususnya di Indonesia. Tidak seperti setelah nonton Da Vinci Code atau Kingdom of Heaven yang sempat mengguncang iman saya. Film 2012 pure film hiburan dimana manusia diberi harapan atau impian tentang bagaimana kita menyikapi akhir zaman nanti. Semua kembali ke diri kita masing-masing. Jika kita meyakini kalau akhir zaman adalah hukuman dari Tuhan, maka lebih baik bertobatlah dari sekarang. Tapi kalau cuma masalah pergeseran kerak bumi yang mengakibatkan hancurnya dunia, maka ngga ada salahnya kita cari tahu peta dimana ada kapal besar yang sedang dibangun untuk menyelamatkan umat manusia, seperti dalam film 2012 ini. Hehehe… ada ngga ya?!


PS: Yang paling menghibur saya adalah saat tokoh orang gila yang tinggal di Yellowstone memberi teori soal tahun 2012 yang cukup masuk akal lewat sebuah animasi yang sangat unik dimana kejadian serupa dengan zaman purba dulu akan terjadi lagi di tahun 2012. Dan dia menggambarkan Dinosaurus yang melihat kejadian ini dan dinosaurus itu berkata “Ouw, not again” Yah… itu sangat menghibur saya! Dan saya sarankan, setelah nonton Film ini, kita harus nonton film animasi WALL-E. Film ini menceritakan soal peradaban manusia setelah berjuta-juta tahun Bumi kiamat. Walau film animasi, film ini sangat manuasiawi.