Minggu, 16 Mei 2010

Good Listener for your pray goes to...

Hari ini saya 'Online' dengan Tuhan. Tuhan bertanya padaku 'Tumben
Online?! kemana saja kamu akhir-akhir ini?!'. Aku bilang aku sibuk dan
ngga sempat. Aku pun minta maaf padaNya. Dia tidak marah. Dia malah
bilang, 'Aku tahu kok. Dan asal kamu tahu, Aku Online 24 jam nonstop,
unlimited, untuk mendengar dan memberi solusi atas keluh kesahmu! Jadi,
datanglah padaKu kapan pun kamu bisa. Aku pasti mendengar'

Selasa, 11 Mei 2010

Di bawah Pohon Rindang

Tak sadar matahari sudah hampir tinggi di atas kepala. Kami berupaya untuk buru-buru menuju pohon yang tampak rindang yang terletak di tengah sawah. Setelah sampai, kami langsung duduk untuk melepas lelah. Bekal yang kami bawa langsung kami makan. Diantaranya, ada sandwhich telur dan juga es jeruk. Kami melahapnya hingga bekal itu tak tersisa.

Angin spoi berhembus mendinginkan tubuhku yang penuh keringat. Ini membuatku merasa mengantuk dan ingin berbaring untuk menutup mata sejenak. Kami semua lalu memutuskan untuk tidur barang beberapa menit saja. Entah kenapa, saat itu aku merasakam kenikmatan tersendiri. Dan aku rasa bukan hanya aku yang merasakannya. Teman-temanku pasti juga merasakannya; Tidur dibawah pohon rindang, dengan suara gemericik air dari parit sawah, dan angin yang berhembus ditengah terik matahari siang.

Tak ada pikiran apapun di benak kami. Kami tak memikirkan bagaimana matahari membakar kulit kami. Yang kami tahu, kami bersenang-senang dan menikmati suasana siang itu. Kami bukanlah manusia dengan banyak pikiran dan masalah dalam hidup. Kami hanyalah manusia yang sedang menikmati kebebasan tanpa harus berfikir banyak hal soal apa yang terjadi selanjutnya. Kami hanya manusia-manusia yang baru tumbuh dan mempunyai sejuta impian. Dan kami hanyalah manusia-manusia yang sedang tertidur diatas jerami, dengan bekal makanan, di tengah sawah dan terik matahari, di bawah pohon rindang.

Rasanya aku ingin waktu berhenti disitu saja agar selamanya aku merasakan indahnya siang tanpa ada keluhan. Siang yang indah bersama sahabat-sahabat terindah. Maka ku simpan moment itu dalam sebuah kapsul waktu dan ku kubur disana. Biarkan kapsul itu tumbuh bersama tumbuhnya pohon rindang itu, sementara aku dan sahabat-sahabatku bangun dari tidur dan melanjutkan hidup kami masing-masing.