Kamis, 15 Januari 2009

“THE CURIOUS CASE OF BENJAMIN BUTTON” (2008)

BENJAMIN BUTTON adalah seorang yang lahir dalam keadaan tua, mempunyai tubuh yang renta dan sangat keriput. Dia adalah satu-satunya manusia yang tumbuh ‘terbalik’. Dimana pada umumnya semua orang semakin tua umurnya, maka semakin renta fisiknya. Tetapi berbeda dengan Benjamin. Justru karena ia dilahirkan tua, maka semakin tua umurnya, Benjamin pun semakin muda fisiknya. Ayah Benjamin, Thomas Button, meninggalkan Benjamin di sebuah panti jompo. Hingga akhirnya Benjamin diasuh oleh seorang perempuan penjaga panti itu. Lalu bagaimana jika manusia seperti Benjamin jatuh cinta?!

Ya! Benjamin mengenal Deasy sejak mereka sekitar umur 7 tahun. Saat itu, secara fisik, Deasy adalah gadis cilik yang ramah dan periang. Sedangkan Benjamin tampak sangat tua dan belum bisa berjalan sehingga ia mengenakan kursi roda. Seiring berjalannya waktu, Deasy pun tumbuh dewasa layaknya manusia normal. Sedangkan Benjamin tumbuh semakin muda. Pengalaman-demi Pengalaman ia alami hingga sampai Benjamin mengenal ayahnya yang seorang pembuat kancing baju di kotanya. Tidak ada kesan apapun yang timbul saat ayah Benjamin meninggal, justru Benjamin sangat terpukul ketika harus menerima kenyataan bahwa Ibu angkatnya itulah yang meninggal.

Benjamin tak bisa mengelak kalau dia jatuh cinta pada Deasy. Begitu juga dengan Deasy. Mereka jatuh cinta diumur yang hampir sama, dengan fisik mereka yang seimbang. Deasy yang sudah tumbuh menjadi perempuan dewasa nan cantik, sedangkan Benjamin tumbuh semakin muda diwaktu fisiknya yang sudah mulai matang. Mereka akhirnya memutuskan untuk tinggal bersama. Hingga akhirnya Deasy mengandung anak dari Benjamin. Dan hal yang paling ditakutkan Benjamin pun terjadi. Bagaimana jika anak itu lahir dan mulai tumbuh. Benjamin takut jika ada saatnya mereka terlihat seumuran. Lalu apa yang terfikir oleh anaknya nanti?! Apalagi jika anaknya semakin tumbuh besar, Benjamin akan tumbuh mengecil dan akan kembali menjadi bayi!

Benjamin akhirnya memutuskan pergi tepat ketika anaknya Caroline menginjak umur satu tahun. Lalu apakah Caroline akan mengenal Benjamin?! Dan apakah Benjamin benar-benar akan menjadi bayi kembali?!

Synopsis by Jazzy MU.


REVIEW:
THE CURIOUS CASE OF BENJAMIN BUTTON adalah film yang diangkat dari sebuah cerita pendek karya F. Scott Fitzgerald. Film ini bisa dikategorikan sebagai sciene fiction dan fantasy. Ceritanya sangat unik dan lain dari pada yang lain. Benar-benar cerita yang penuh filosofi hidup. Yang ditangkapa dalam film ini adalah “kita harus bersyukur karena Tuhan memberi kita kesempatan untuk hidup”. Dimana kita bisa mengenal sesama manusia yang mempunya takdir yang berbeda-beda.

Ada satu adegan yang gue suka. Dimana Benjamin datang ke Perancis hanya untuk menengok Deasy yang masuk ke rumah sakit gara-gara ketabrak taksi di jalan. Disini digambarkan bagaimana gelisahnya Benjamin mengkhawatirkan Deasy, hingga sampai digambarkan secara FLASHBACK yang unik. Intinya, Benjamin berfikir kalau saja semua ‘tidak terlambat’ maka kecelakaan itu tidak akan terjadi. Kenapa gue sangat menyukai adegan itu?!

Kebetulan sekali, tadi sore baru saja gue mendengar kabar kalau kakak gue di Mojokerto mengalami kecelakaan sepeda motor. Tulang tangan kanannya patah dan tulang tangan kirinya retak. Salah satu kakinya juga retak. Hmmm… sebuah adegan yang sama pun terjadi dalam benak gue,dimana gue menyesalkan semua yang sudah terjadi. Kalau saja siang itu kakak gue ngga naik motor! Kalau saja dia ngga menghindari motor lain yang ada di depannya! Kalau saja kakak gue ngga pergi siang itu! Kalau saja kakak gue ngga harus pergi karena ada keperluan siang itu! Kalau saja kecelakaan itu ngga pernah terjadi! Pasti kakak gue sekarang sehat-sehat saja, dan bisa melanjutkan kerjanya besok pagi!

Hal-hal seperti inilah yang sering terjadi dalam kehidupan kita. Penyesalan selalu datang belakangan! Itulah sekelemit pesan yang gue tangkap dalam adegan tadi di film ini. Yah… tentunya dalam film ini lebih detil lagi penjelasannya. Apalagi dengan bantuan gambar film yang sangat jelas informasinya. Hehe… sungguh film yang sangat unik!

Dan satu hal lagi. Gue sangat salut dengan make up artist untuk film ini. Yah… gue yakin sekali kalau tokoh Benjamin Button bukan cuma diperankan oleh Brad Pitt, karena ada tokoh Benjamin tua dan juga Benjamin anak-anak. Bahkan ada Benjamin saat bayi. Yang gue suka, ketika Benjamin menemui Deasy dan Caroline sudah menginjak usia remaja. Disitu Brad Pitt menjadi sangat-sangat muda. Sepertinya bukan hanya make up yang berperan disini. Tapi pasti butuh bantuan effect juga. Soalnya, wajahnya Brad Pitt jadi mulus banget dan kelihatan kayak masih SMU gitu! Gue yakin sekali kalau itu pasti pakai effect! Kita tahu sendirikan kalau Brad Pitt ngga muda lagi! Dia sudah cukup umur dan wajahnya ngga mulus-mulus amat kok!

Yang pasti, film ini patut ditonton karena memberi influence yang berbeda. Dimana kita akan merenungkan apa yang sedang kita lakukan di dunia ini; untuk apa kita hidup, dan seberapa besar pengaruh diri kita pada orang-orang disekitar kita! Disini gue menangkap sebuah pelajaran hidup dimana kita harus saling menghargai sesama manusia, termasuk menghargai diri kita sendiri.

3 komentar:

  1. hmm..kita berpikiran sama, adegan "pengandaian" itu sangat menarik dan cerdas. Dibandingkan dari semua adegan, itulah yang terbaik dari film ini.
    Salam sinema.

    BalasHapus
  2. jazz,gue ga mau baca review lu yang ini...soalnya gue belum nonton, tar kalo gue uda nonton baru gue komen ahahahahha...

    BalasHapus
  3. yahhh kak jazzie samaan kayak aku
    potterfreaks nih hehe

    BalasHapus

Jujurlah, karena selain sabar, orang jujur disayang Tuhan!